FUJIHARU – Selamat datang di fujiharu.com, blog pribadi aku yang menceritakan tentang pengalaman aku dan juga teman teman lainnya yang ada hubungannya dengan Jepang. Jika kamu ingin data terkait JLPT, bisa juga buka di interpretergadungan ya.
Kali ini aku sedikit bercerita tentang gaji atau tarif penerjemah, interpreter bahasa Jepang atau translator bahasa Jepang. Berapa sih jumlah gaji bersih yang diterima perbulannya? Dapat bisikan dari sumber yang terpercaya, gaji perbulannya 13 juta rupiah. Masa sih sebesar itu? Benar, nggak bohong!
Jumlah gaji translator itu rahasia
Jika ngomongin gaji, maka akan sangat menarik sekaligus menyakitkan. Kenapa? Karena hal rahasia ini bisa jadi penyemangat ketika bekerja atau justru bumerang yang siap menyerang kapanpun.
Baca Juga: Berapa Gaji Kerja di Jepang?
Kenapa gaji interpreter dirahasiakan
Gaji siapapun dirahasikan karena memang cukup sensitif jika diketahui orang lain. Makanya HRD atau orang yang memegang data gaji karyawan tidak sembarangan membukanya. Jika terbuka, maka akan muncul rasa curiga, tidak percaya dan menjadi bumerang kita.
Salah satu contoh adalah tentang gaji aku dan temanku yang jumlahnya sama. Posisi kita saat itu adalah sama sama seorang interpreter bahasa Jepang perusahaan manufaktur Jepang.
Kondisi kerja seseorang selalu berbeda
Tanpa sengaja, ditengah obrolan dengan pihak HRD, kita semua membeberkan gaji masing masing. Alangkah terkejutnya aku ketika mengetahui bahwa gajinya dan gajiku sama. Tidak beda sedikitpun. Hal yang membuat aku kesal terhadap temanku adalah kok bisa gajinya sama, padahal pekerjaan kita sama sama interpreter bahasa Jepang, aku kerjanya lebih berat karena harus mengikuti orang Jepang kemanapun pergi dan meeting apapun, sedangkan dia hanya ikut di HRD, bahkan sering bilang bahwa nggak ada kerjaan dan sering pulang jam 5 sore.
Bagaimana dengan aku? Jam kerja aku lebih panjang dan lebih berat. Mungkin jika dirata rata setiap harinya aku pulang kantor minimal jam 8. Masa sih? Iya, kalo kamu menghitung hari Sabtu atau Minggu ketika aku ke kantor untuk menerjemahkan sesuatu. Di gaji lembur? Hachi!
Ketika mengetahui itu, aku down. Bagaimana mungkin beban kerja yang aku dapatkan lebih berat, tapi justru gajiku sama dengan dia. Aku langsung mempertanyakan ke perusahaan. Apa bedanya aku dan dia? Dia pulang lebih cepat, sedangkan aku bisa pulang sampai jam 10 malam. Bahkan aku pernah nyampe rumah jam 2 sampai setengah 3 pagi dan besoknya masuk kerja dari jam 7 lagi.
Aku juga sering diminta data terjemahan bahasa Jepang Indonesia, ke genba, dll.
Baca Juga: Pengalaman menjadi interpreter bahasa Jepang sampai suara habis
Beberapa hari memikirkan hal itu membuatku malas ke kantor. Karena ujungnya selalu negatif dan aku juga akhirnya berpandangan negatif ke teman, aku akhirnya mengubah perspektif.
Ubah perspektif agar sesuai dengan gajimu
1. Gajimu kecil karena belum ada pengalaman
2. Pulang malam karena biar kamu terbiasa kerja
3. Pulang malam karena mereka percaya kamu
4. Gaji sama bukan berarti kemampuan sama
Semua hal positif aku munculkan sampai akhirnya aku memaafkan diri dan kembali berteman baik seperti biasanya dengan interpreter bahasa Jepang tersebut. Dia nggak salah, ngapain aku kesel ke dia? Bisa jadi aku yang salah saat nego gaji pertama kali. Aku anggap semua ini adalah pembelajaran yang mahal buat aku kedepannya. Sakit, tapi sesuai lagu Kelly Clarkson: What doesn’t kill you make you stronger.
Baca Juga: Alasan tidak diterima di perusahaan manufaktur Jepang
Gaji interpreter bahasa Jepang saat itu
Gaji yang aku terima saat itu di bawah rata rata untuk seorang Interpreter. Sebagai informasi, aku bekerja di perusahaan manufaktur Jepang yang kecil dan bukan di daerah dengan UMR besar. Bagiku sangat kecil karena beban kerja yang aku dapat sangat besar.
Aku berharap beban kerja bisa dibagi dengan interpreter bahasa Jepang lain agar berkurang. Tapi, nggak tahu kenapa orang Jepangnya selalu aja mengajak aku ke tempat meeting atau kemanapun. Katanya lebih nyaman jika bisa diterjemahkan oleh aku. Bahkan ada beberapa kesempatan ketika si Japanese diterjemahkan interpreter lain, dia masih tetap manggil aku dan akhirnya minta seluruhnya aku yang menghandle. Cukup tersanjung sih, tapi kok semakin berat beban kerjanya.
Negosiasi gaji interpreter bahasa Jepang
Alasan aku menerima gaji dengan jumlah kecil saat itu adalah karena aku pikir masih dalam masa probation, perusahaan yang mempekerjakan aku bukan perusahaan besar seperti di perusahaan aku sebelumnya. Ya aku terima aja. Jujur awalnya aku ingin sekali menolak hal itu. Bukan sok atau bagaimana, dulu aku juga pernah dapat gaji segitu hanya dengan mengajar di sekolah dan ngajar les atau privat. Waktu yang aku habiskan lebih sedikit dan sangat fun. Berbeda dengan di pabrik. Begitu banyak masalah.
Baca Juga: Surat perjanjian kerja karyawan permanen offering letter
Ketika masa probation selesai, aku ditawarkan lagi untuk memperpanjang kerja di perusahaan tersebut, tapi aku menolak dengan cukup tegas karena mereka menawarkan jumlah gaji yang nggak beda jauh dari sebelumnya. Apalagi jumlah tersebut all in.
No way, i think its my time to say “No”! Nggak ada uang lembur meskipun aku pulang jam berapapun. Masih ada perusahaan seperti itu ya? Kalo bukan perusaahaan Jepang sih, mungkin masih ada ya.
Kita saling nego gaji di ruangan khusus ketika masa probation aku akan selesai. Nggak ada titik temu karena dia menawarkan jumlah gaji yang nggak masuk akal dengan beban kerja yang aku terima. Dia bilang dia akan lapor atau menginformasikan ke orang Jepangnya bahwa aku nggak menerima jumlah yang disebutkan sebelumnya.
Jujur, aku sama sekali nggak takut diberhentikan oleh perusahaan tersebut karena menurutku, aku telah bekerja keras membantu perusahaan dengan gaji minim selama ini. Jam kerja panjang dan tingkat tekanan yang luar biasa keras seharusnya bisa berbanding lurus dengan gaji seseorang. Please, i work in your company not because the loyalty that you used to preach. I work to pay my bill!
Alhamdulillah, orang Jepang langsung menanyakan aku bagaimana dengan gaji yang diterima perusahaan. Aku ceritakan dengan jujur pekerjaan yang selama ini aku lakukan dan beban kerja yang terlalu berat. Aku juga menginginkan share porsi kerja yang lebih baik agar bisa beristirahat dengan tenang tanpa harus pulang malam.
Dan pas akhir bulan ada perbaikan gaji yang aku bisa terima. Alhamdulillah jauh lebih besar dari tawaran awal. Setidaknya meskipun aku pulang malam, aku bisa sedikit tersenyum karena lebih baik dari sebelumnya.
Aku bilang, biasanya jika seorang interpreter bahasa Jepang mempunyai kemampuan lebih dalam bahasa Inggris, bahasa Jepang (JLPT), bisa mengerjakan office, pengalaman lebih, maka gaji juga cukup bagus.
Namun cerita itu adalah masa lalu, kini aku lebih memilih menjadi freelance sementara waktu. Dan, nggak mencari lowongan penerjemah. Kadang tergelitik untuk daftar lagi untuk menjadi interpreter, tapi mungkin bukan sekarang.
Baca Juga: Berapa Gaji Interpreter Bahasa Jepang?
Benarkah gaji interpreter sebesar 13 juta?
Aku mendapatkan kabar dari seorang kawan jauh yang sangat akrab bahwa gaji seorang interpreter bahasa Jepang yang ditinggalkan aku, kini telah diisi seseorang. Gaji orang baru tersebut sebesar 13 juta. Aku cukup kaget sekaligus tertawa. Masa sih. Kok bisa? Soalnya jika perusahaan berani bayar seorang interpreter bahasa Jepang sebesar 13 juta, maka interpreter tersebut istimewa.
Baca Juga: Rekomendasi Film Bulan Desember 2019
Kawanku cerita bahwa pekerjaannya adalah seorang interpreter bahasa Jepang dan juga sekretaris. Aku langsung membayangkan bahwa itu adalah pekerjaan interpreter bahasa Jepang yang aku lakukan selama sekian bulan di pabrik tersebut. Aku juga sekaligus sekretaris yang mengurusi kebutuhannya. Sungguh hebat bisa menggaji seseorang dengan nilai mahal untuk ukuran perusahaan yang nggak terlalu besar, pikirku.
Tapi, kini aku nggak sedih atau down seperti sebelumnya karena kini aku lebih bersyukur karena aku semakin menyadari bahwa aku masih kurang jika dibandingkan orang tersebut.
Jika aku bagus, mungkin aku bisa mendapatkan gaji 13 juta tersebut. Jika sekarang aku masih belum menerimanya, maka memang aku belum siap dan tidak semumpuni interpreter bahasa Jepang itu.
Dalam hati, aku ingin sekali bertemu interpreter bahasa Jepang tersebut dan belajar banyak tentang bagaimana dia bekerja dan kemampuan seperti apa sampai perusahaan berani bayar semahal itu.
Aku juga membayangkan bahwa bahasa Jepangnya pasti sangat bagus. Mungkin dia telah memegang kemampuan bahasa Jepang JLPT N1, yang notabene level tertinggi dalam bahasa Jepang. Apalah aku yang cuma memegang JLPT N3. Haha.
Bagi kamu yang ingin download materi bahasa Jepang Minna no nihongo second edition, bisa baca artikel ini ya.
Baca Juga: Menunggu keajaiban dari Allah dengan Istigfar
Bagi kamu yang masih bergaji kecil di pekerjaan apapun, yakin deh, rejeki nggak tertukar. Jika ingin lebih, maka perbanyak usaha dan doanya. Salah satu buku yang aku beli Gramedia berjudul Rezeki Level 9 bilang (sesuai alquran), bacalah istigfar sebanyak banyaknya agar Allah melapangkan rejeki kita dan mencukupkannya dari arah yang tak terduga.
Jika ingin mencari lowongan penerjemah bahasa Jepang, bisa mencarinya secara online di web pencari kerja, minta bantuan headhunter job seperti Selnajaya, JAC, Fujibijak atau ikut komunitas penerjemah bahasa Jepang di Facebook.
Interpreter bahasa Jepang bergaji 13 juta? Pasti aku bisa mendapatkannya, entah kapan. Bahkan bisa jadi lebih besar dari itu. Semoga saja secepatnya. Amin.
Note: temenku malah mendapatkan gaji 17 juta sebulan sebagai interpreter bahasa jepang di Karawang.