FUJIHARU – Udah liat berita tentang salju di beberapa negara Eropa dan Amerika? Wow, indah sekaligus mengerikan dibalik keindahannya. Dibalik keindahan pemandangannya, datangnya salju juga membawa petaka. Makanya, bagi aku yang saat ini tinggal di Jepang, merasakan musim dingin dengan salju turun cukup mengkhawatirkan karena keindahannya hanya sehari, sisanya bikin ribet.
Foto pertama saat turun salju |
Indonesia beriklim tropis
Bagi kita yang tinggal di iklim tropis, merasakan cuaca dingin adalah kenikmatan yang cukup langka. Bukannya nggak ada, namanya juga iklim negara kita tropis, pastinya sepanjang tahun akan terasa hangat atau panas. Kalo mau merasakan udara dingin, kita bisa datang ke daerah yang kondisi alamnya masih bersih atau di daerah pegunungan, misalnya di Bandung wilayah atas, Subang, Malang, dll. Daerah itu masih cukup dingin, meskipun pada siang hari merasakan panas yang hampir sama.
Bagaimana dengan salju? Apakah negara Indonesia merasakannya? Jawabnya iya. Tapi, itupun karena ada “kelainan” cuaca. Masih ingat salju yang turun di Bandung dan beberapa tempat lainnya? Malahan ada hujan es batunya. Jangan ngebayangin es batu kalo kita beli teh manis ya. Salju di Indonesia masih ada, tapi hanya wilayah tertentu yang ketinggiannya cukup jauh dari keramaian manusia. Contohnya di wilayah di pegunungan puncak Jaya, di Papua. Di atas sana masih ada salju, saking tingginya wilayah tersebut.
Beda suhu di 4 musim
Nah, selama aku tinggal di Jepang, empat musim telah aku rasakan, dari Summer, Autumn, Winter dan Spring. Tiap musim emang punya rasa tersendiri. Kalo aku paling suka di Spring dan Autumn, soalnya bisa jalan jalan dengan lebih nyaman dan tentunya pemandangan yang bagus. Summer dan Winter bagaimana? Kan asyik… Betul, Summer juga seru kok, soalnya identik dengan liburan dan diskon. Hehehe Lalu kalo Winter pasti ingin melihat keindahan salju yang berkristal dan putih. Gimana ya jika menempel dikulit? Apakah seperti es serut yang dipinggir jalan? Sedingin apa sih?
Salju pertama
Salju emang indah banget. Salju pertama yang aku lalui di Jepang kalo nggak salah di akhir November atau awal Desember, setelah itu biasanya jarang turun lagi, tapi suhu akan drop sampai minimal 5 derajat celcius. Tentunya tiap daerah bervariasi ya. Dan, suhu yang dingin tersebut akan bertahan sampai memasuki Spring atau musim semi akhir. Biasanya salju juga bertahan tanpa mencair dari Januari, Februari sampai Maret. Setelahnya panas menanti di Summer.
Pertama kali salju turun itu bener bener saat yang membahagiakan. Hampir di obrolan sekolah, kerja dan lingkungan tetangga akan berbicara tentang cuaca ini. Kenapa? Istimewa pastinya. Soalnya salju ini akan turun hanya beberapa saat saja, tapi sisa es nya akan bertahan berhari hari bahkan berbulan bulan.
Rasa es nya gimana sih? Mirip es yang biasa kita beli dan rasakan saat minum es teh manis? Serutannya mirip serutan es? Bener banget mirip, malah lebih lembut. Seperti kapas sih lebih tepatnya. Ingat, tiap daerah beda ya teksturnya. Kebetulan di Gunma angin cukup kencang juga, jadi ketika salju turun, angin kencangpun mewarnai hari hariku yang bersalju.
Menuju baito |
Awalnya salju turun dengan indah, lalu…
Hujan salju yang hanya beberapa saat dan lebat bisa menumpuk disepanjang jalanan dan trotoar. Awalnya sangat indah sekali. Aku foto foto dengan teman karena keindahannya. Setelah itu, aku nggak mau merasakannya lagi. Kenapa? Dingin banget! Indonesia terbiasa dengan suhu sekitar 28-30 derajat celcius, kini harus drop ke 1 sampai 0 derajat jika salju turun. Misalkan salju semalaman saja turun, maka dipastikan seluruh jalanan akan tertutup salju. Cicitan ban yang slip akan banyak kita jumpai di jalanan. Anak anak, pekerja dan remaja berjatuhan di salju yang licin. Hampir sebagian aktivitas akan terganggu. Bahkan, tahun pertama aku merasakan salju membuat sekolah diliburkan sehari, karena jalanan tertutup salju tebal. Orang Jepang membersihkan salju yang ada di depan rumah mereka agar sanak saudara dan pejalan kaki yang lewat nggak tergelincir.
Baca Juga:
Aku aja berkali kali jatuh, apalagi jika nggak mengunakan sepatu khusus. Yang biasa naik sepedapun harus lebih hati hati.
Bagaimana sih rasanya jalan diatas salju?
Ketika kitalah orang pertama yang menginjak salju, maka salju akan terasa solid dikaki, dan tentu saja membentuk lingkaran kaki kita. Setelah berkali kali orang menginjaknya, maka akan seperti es balok yang sering kita lihat. Keras dan tidak mudah mencair, bahkan ketika sinar matahari bersinarpun, susah untuk cair, karena kondisi suhu sekitar masih sekitar 5 derajat celcius. Dan, adegan sirkus yang tak direncanakanpun akan gampang kita lihat dijalanan.
Jadi, yang bilang salju indah itu siapa? Ya yang pertama kali melihat aja. Setelahnya dijamin pengen segera selesai. Dingin! Kita serasa malas untuk melakukan sesuatu, maunya tinggal dirumah, makan mie, dan berselimut ria.
Pertama kali memegang salju |
Tapi, bagi tempat wisata yang mengkhususkan ada di musim dingin ini, pastinya fasilitas untuk kenyamanan pelanggan akan menjadi prioritas. Seperti suhu ruangan yang selalu hangat, minuman hangat tersedia, Onsen untuk menghangatkan badan dan tentunya keindahan alam yang memang putih tiada dunianya. Serasa kita berhadapan langsung dengan putri Elsa. Wadaw!
Meskipun dingin, aku masih ingin kembali ke Jepang dan merasakan kembali hal hal baru yang ada di sana. Soalnya jalan jalan bareng Salsa juga cuma bentar ya pas summer dulu. Semoga Yosa bisa berangkat bareng, saat musim dingin bersalju. Hahaha.
Semoga kesampaian kesini lagi dan bisa ngajak di tempat wisata yang khusus ditempat dingin. Amiin.