Fujiharu.com – Setelah sekian lama nggak nonton film horor Indonesia, akhirnya bisa kesampaian nonton juga. Kalo nggak salah film horor Indonesia terakhir yang ditonton adalah film Suzanna dan Pengabdi Setan. Cuma aku lebih suka Pengabdi Setan karena jumpscare dan horornya lebih dapat. Kini, aku dapat film baru yang katanya lebih horor: Pocong The Origin.
Film ini aku tonton di streaming platform. Awalnya sih mau nonton di bioskop, tapi melihat trailer dan juga pembahasan di internet nggak begitu bagus, aku urungkan untuk menontonnya. Toh, kalo film Indonesia akan lebih cepat muncul di TV atau platform streaming seperti Iflix dan sejenisnya.
Cast
Sebelum mereview film Pocong The Origin, aku ingin memberikan acungan jempol untuk acting dari Surya Saputra yang berperan sebagai Ananta, orang yang mempunyai ilmu hitam dan susah untuk dibunuh. Lalu Nadya Arina sebagai Sasti, anak dari Ananta yang menganggap ayahnya adalah orang yang sangat baik dan 180 derajat berbeda pandangan dengan orang orang. Satu cast lagi yang cukup bagus adalah Tio Pakusadewo. Sisanya seperti Samuel Rizal, Della Dartyan, Yeyen, Yama Carlos, dll, ya biasa aja. Bukan menjelekkan ya, tapi ya actingnya nggak begitu memukau aku banget.
Plot
Ananta, seorang tahanan yang dianggap memiliki ilmu hitam akan dilakukan eksekusi, tapi ternyata untuk kesekian kalinya, ananta bangkit kembali karena ilmu hitam yang dimilikinya.
Saat eksekusi untuk yang kesekian kalinya, Sasti (anak Ananta) dipanggil pihak lapas dan diminta kesediaannya untuk dikubur dilapas atau dibawa ke kampung halaman. Namun, Sasti meminta jasad ayahnya dibawa ke tanah kelahirannya. Konon, orang yang mempunyai ilmu hitam kuat dan meninggal, harus dikubur dikampung halaman, jika tidak, maka dia akan kembali hidup.
Inilah cerita dimulainya Pocong The Origin.
Jasad Ananta yang dipocong dibawa dengan mobil jenazah dan menuju kampung halaman Ananta. Namun, peristiwa mistis terjadi mengiringi jasad Ananta. Beberapa hantu atau setan mengikuti, bahkan nggak mau jika jasad Ananta disekitar mereka. Beberapa setan menghantui Sasti dan Yama selama perjalanan menuju kampung halaman Sasti.
Di kampung halaman Sasti, ada kabar bahwa Ananta sedang menuju ke kampung halaman dan akan dikuburkan disana. Lurah setempat mendengarnya dan tiba tiba keanehan terjadi. Dia bunuh diri setelah mendengar kabar tersebut.
Beberapa adegan jumpscare dan horor memang tercipta, tapi masih kurang. Saat Yama selesai kencing dan digedor oleh seseorang yang nggak kelihatan, suasana horor mulai terasa. Lalu endingnya adalah ketika penjual makanan bilang bahwa anaknya nggak suka karena ada jasad Ananta disekitar mereka, tapi penjual tersebut langsung berubah menjadi setan. Tapi, bentuknya itu nggak menakutkan sama sekali. Mungkin dengan membalut perempuan berkerudung dan muka yang ditutup rata menakutkan kali ya. Malahan endingnya anti klimaks.
Setan yang menggotong jenazah dan menjulurkan lidah juga kurang menakutkan. Apalagi mukanya biasa aja. Maaf, kurang serem.
Yang bikin takut justru ketika pocong jatuh dari mobil jenazah. Itu terasa banget horornya. Karena seperti seuatu yang aneh dan nggak biasa.
Dari keseluruhan sih filmnya menghibur, tapi dari gembor gembor filmnya yang bilang katanya menakutkan, tapi ketika ditonton biasa aja.
Ada beberapa hal aneh yang aku tangkap dari film Pocong The Origin, mungkin karena aku lagi nggak fokus atau memang film ini merupakan lanjutan film sebelumnya.
1. Acting reporternya maksa nggak sih, soalnya masa iya sampai seperti itu? Its not natural.
2. Jika sang reporter kesal karena sahabatnya dibunuh Ananta, seperti apa kesedihannya? Kurang di eksplore. penonton butuh penjelasan visual.
3. Yang punya ilmu hitam Ananta atau kakak Ananta (Tio Pakusadewo)? Kok nggak begitu dijelaskan siapa Ananta dan seberapa bengisnya dia.
4. Malah Ananta dapat ilmunya langsung dari gurunya ketika tangan gurunya mencengkeram kepala Ananta?
5. 3/4 waktu film nggak begitu menakutkan, pas bagian akhir malah kurang menakutkan.
Baca Juga:
Tapi, dari keseluruhan filmnya, aku suka acting dari Sasti, cukup bagus. Bahkan endingnya sebenarnya aku suka banget, karena menyisakan tanda tanya dan ketakutan yang “digantung”.