Fujiharu.com – Karya novel Stephen King yang dibuat film dan kurang memuaskan tahun 2019 jatuh pada film Doctor Sleep. Filmnya sungguh mengecewakan. Aku berharap akan menakutkan atau setidaknya memberikan efek horor yang biasa didapatkan dari film Stephen King lain seperti IT yang sukses dengan film pertama dan keduanya. Kenapa film Doctor Sleep nggak masuk box office?
Ketika aku menonton film IT karya Stephen King, aku membayangkan film yang sangat bagus dari segi penceritaan dan juga secara sinematografi. Lalu ketika aku datang ke bioskop, semua perkiraan itu terwujud, ya setidaknya mendekati. Tapi ketika menonton film Doctor Sleep, justru kebalikannya. Sangat datar. Ada beberapa bagian yang menakutkan, tapi nggak gereget.
Baca Juga: Review Sadako 2019 yang biasa
Film IT dan Doctor Sleep
Banyak yang berasumsi bahwa film Doctor Sleep akan menjadi tandingan IT yang sangat sukses dipasaran. Hal ini terbukti dari penghasilan yang didapatkan oleh film pertama IT dan film kedua IT. Hampir USD 700 juta per filmnya. Hal ini sangat berkebalikan dengan Doctor Sleep yang mendapatkan penghasilan kurang dari USD 80 juta. Sungguh perbedaan antara bumi dan langit.
Jujur, Doctor Sleep sangat aku tunggu karena beberapa ulasan mengatakan bahwa Doctor Sleep merupakan sekuel The Shining yang sangat melegenda di kalangan pecinta film horor.
Untuk film The Shining sendiri, aku belum melihat secara utuh, tapi baru sebatas trailer. Meskipun begitu, aku cukup merasakan hawa horor yang ada di film tersebut. Hal ini sangat berkebalikan dengan Doctor Sleep.
Ulasan dari Rotten Tomatoes juga kurang dari 90. Angkanya cukup bagus, tapi nggak sebagus itu deh.
Baca Juga: Review Disney’s Maleficent: Mistress of Evil Merusak cerita masa kecil
Plot Doctor Sleep
Inilah sinopsis dari film Doctor Sleep.
Semenjak kejadian masa kecil yang sangat trauma di hotel berhantu, sampai dewasapun dia masih merasakan hal yang sama. Dia masih merasakan beberapa hantu yang selalu datang kepadanya.
Dari beberapa observasi, aku melihat Dan seperti seorang Indigo yang belum mempunyai cara untuk mengatasi semua hal yang terlihat. Dia begitu ketakutan ketika melihat semua hal muncul dihadapannya.
Ketika dewasa, dia ingin menyembunyikan semuah tentang ‘indigo’ dengan meminum alkohol.
Suatu ketika, ada seorang gadis kecil yang juga mempunyai kemampuan yang sama. Dia beruasaha menjalin komunikasi dengan Dan.
Gadis kecil yang berusaha menjalin hubungan dengan Dan melihat teman “Indigo” lainnya ditangkap di bunuh oleh sekelompok orang yang menggunakan karavan. Dia meminta tolong pada Dan karena dia akan menjadi target selanjutnya dari pembunuhan tersebut.
Bagaimanakah sikap Dan dalam menyikapi semua hal itu? Akankah Dan bisa menyelamatkan teman barunya?
Baca Juga: Review Film Dark Waters Pengacara Pecinta Lingkungan
Cerita mengalir baik, tapi kurang dapat sisi horor nya
Meskipun cerita yang disampaikan dan acting yang dilakukan oleh Ewan McGregor dan Rebecca Ferguson sangat baik, entah kenapa ada yang kurang. Sisi horor yang biasa dirasakan penonton kurang terasa dengan baik.
Semoga dengan gagalnya film horor dari karya Stephen Kings kali ini nggak membuat Hollywood kapok untuk membuat film dari novel karya Kings selanjutnya.
Baca Juga: Review Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw Menghibur