FUJIHARU – Mall di Jepang seperti apa sih? Apakah sama dengan mall mall yang ada di Indonesia? Pastinya sama ya, tapi perbedaan juga ada banyak. Aku akan sedikit cerita tentang perbedaan mall di Jepang dan Indonesia, berikut karakter orangnya juga saat di Mall.
Saat di donkey Mall |
Cerita perbedaan ini mungkin nggak sepenuhnya benar, bisa aja tempat dan golongan tertentu merasakan hal yang berbeda. Ini adalah point of view aku ya selama aku di jepang.
1. Bentuk Mal
Bentuik mall yang ada di Indonesia terlihat megah, besar dan bersih diawal, setelahnya terlihat kumuh. Benar nggak sih? Aku merasakannya saat aku berada di Cirebon. Ada mall terkenal Gra** Mall yang dulunya itu mall terbaik di wilayah 3. Kini, ketika aku berkunjung, tidak se wow yang dirasakan dulu.
Di Jepang sangat berbeda. Meskipun mall lama, tapi tetap terawat dan bersih. Bersih, satu kata yang sangat aku suka. Terlihat usang boleh, tapi ketika kita masuk mall, sangat nyaman bersih.
Tempat mall yang sering aku datangi sebenarnya berada di kota kecil, tapi suasananya sangat menyenangkan. Mallnya nggak seramai di Indonesia, tapi ketika kita butuh apapun, semuanya ada.
Baca Juga:
2. Kebersihan
Jika kamu di Indonesia, maka hanya mall mall besar yang selalu bersih, tapi jika udah agak lama, maka sangat terlihat kotornya. Bahkan banyak pedagang kaki lima yang menempel pada mall dan terlihat kumuh. Bukannya nggak suka, tapi jika terawat dan ditempatkan dengan rapi, maka akan terlihat bersih dan bagus.
Satu contoh di Bekasi. Aku datang di mall Bekasi minimal sebulan sekali. Jika masuk ke arah parkiran, maka kondisi yang cukup kotor akan terlihat. Bukan kotor karena sampah berserakahan, tapi bisa dari posisi parkir yang ngak rapi, debu yang menumpuk di beberapa spot, dll.
Jepang sangat menganut paham bersih. Toilet yang identik dengan kotor terlihat bersih. Sangat bersih malahan.
Barang yang biasa di beli di Mall/ supermarket |
3. Toilet
Toilet di Jepang sangat bersih dan rapi. Bahkan di beberapa mall besar sudah sangat canggih. Jika nggak mau terdengar suara dari dalam toilet kita, maka bisa menyetel suara suara tertentu. Lalu air juga bisa langsung menyiram di bagian anu* kita sendiri. Praktis!
Indonesia juga ada kok, cuma baru beberapa mall besar saja. Tapi, yang aku kurang suka adalah kondisi basah toilet di Indonesia. Coba lihat di toilet Jepang, hampir semuanya kering dan bersih. Jika kamu datang ke toilet umum mall atau toilet bioskop, maka akan terlihat basah dan kotor.
Aku paling benci jika harus ke toilet bioskop karena basah dan petugasnya kurang sigap. Nggak tahu jijik atau bagaimana bayangan petugasnya. Lalu, para pengguna juga apa nggak mikir ya, kok bisa sampai kondisi jadi becek? Emang pakai gayung? Kan ada flush toiletnya. Jika ke toilet umum mall yang kondisinya basah masih masuk akal, karena terkadang digunakan untuk wudlu, tapi toilet bioskop? Nay…
4. Selasar jadi tempat Duduk
Mengantri atau saking banyaknya orang bukanlah anjadi alasan untuk orang Jepang untuk duduk duduk diselasar untuk menunggu. Mereka akan dengan rapi mengantri dan berdiri. Mungkin capek, tapi itulah konsekuensinya agar nggak mengganggu orang lain.
Bagimana dengan negara tercinta? Masih ingat film Avenger End Game? Kamu bisa menilai sendiri. Kita dengan seenaknya duduk duduk di area selasar, jalan atau area menunggu, sehingga jika ada orang yang lewat akan mengganggu. “Emang kamu nggak melakukannya?” Melakukan, heheh tapi hanya di Indonesia.
5. Tempat parkir
Tempat parkir di Jepang nggak seramai di Indonesia. Di indonesia, mencari tempat parkir kosong aja susahnya minta ampun. Bahkan jika ada pun terkadang posisinya berdempetan.
Selama aku di Jepang, tempat parkir sangat nyaman dan rapi. Mungkin karena orang Jepang jarang yang menggunakan mobil pribadi, seringnya menggunakan transportasi umum, maka tempat parkir sering kosong. Jika di Indonesia ampun deh penuhnya. Bahkan ketika masuk parkiran mall, jika penuh kita cuma numpang lewat masuk doang. Hahaha.
6. Beda rasa
AEON adalah mall yang terkenal di Jepang dan Indonesia. Mall yang identik dengan warna pink sangat terkenal di Jakarta. Bahkan beberapa teman merekomendasikan untuk datang ke mall satu ini. Memang hits banget tempatnya. Dari hiburan, olahraga sampai mencari kebutuhan sehati hari semuanya gampang dicari.
Emang di Jepang nggak ada? Ada, sama juga, cuma nggak tahu kenapa rasanya beda gitu. kayak ada manis manisnya gitu. Haha. Di Indonesia, banyak sekali brand brand terkenal yang dijual di mall, tapi di Jepang, nggak begitu banyak. Mungkin tempat penjualan sedikit beda kali ya. Jika di Indonesia, barang barang branded di jual di toko toko khusus di mall, sedangkan di Jepang beda (mungkin).
7. Jadi tempat berlindung
Ini nih yang aku suka dari mall Jepang atau Indonesia. Indonesia adalah negara tropis, makanya hampir setiap hari selalu panas. Dengan masuk mall, kita berlindung dari panasnya matahari. Hanya sayang, bayar parkirnya yang mahal. Haha.
Ketika di Jepang, mall bisa dijadikan tempat berlindung dari 4 musim yang berbeda. Jika panas bisa mendinginkan, jika dingin bisa menghangatkan. Di Jepang mallnya bisa jadi hangat lho. Udah pernah merasakannya belum?
Reuni kecil di mall terdekat |
8. Gengsi
Jujur, jika jalan di mall Indoneisa, aku merasakan hawa gengsi yang kuat. Meskipun aku berusaha untuk lawan, pasti akan ada rasa gengsi. Amit amit sih sebenarnya.
Jika kamu berpakaian necis dan datang ke mall, maka akan banyak sekali Spg dan Spb yang menawarkan barang dagangan atau iklan selebaran untuk rumah atau mobil. Jika kamu berpakaian biasa atau lebih tepatnya gembel, jangan harap akan didekati. Sakit banget sih sebenarnya. Dilihatpun kayaknya nggak. Hahah. Aku kadang tersinggung jika masuk mall terus nggak ditawari selebaran iklan itu, padahal orang yang ada didepan ditawari. Why?
Tapi setelahnya aku pasti tertawa. Aku langsung mikir, mungkin karena penampilan aku yang nggak dipedulikan dari atas sampai bawah. Aku cenderung cuek jika ke mall. Pake jeans, kaos oblong butut, jaket, bahkan sandal jepit. Abis tujuannya terkadang cuma nonton bioskop doang atau makan. Ngapain juga harus rapi banget? Hahaha.
Pas di Jepang sangat beda. Gengsi yang aku punya nggak ada sama sekali. Aku suka banget. Kaya dan miskin pasti ditawari oleh pramuniaga. Aku bahkan sering menggunakan celana pendek untuk belanja dan sandal jepit menjadi alat yang sering digunakan, meskipun musim dingin sekalipun. Soalnya kalo masuk mall bisa hangat juga kan.
9. Harga
Harga yang ada di mall pastinya kompetitif. Ada yang mahal, ada juga yang murah. Intinya ada rupa ada harga. Aku terkadang bolak balik untuk cek harga untuk membandingkan harga barang. Apakah harga barang di mall sebelah lebih murah atau mahal. Dan, hal itu hanya berlaku di Jepang. Ketika di Indonesia, aku nggak begitu sering cek harga. Jika mau murah ya di pasar, jika agak mahal ya di mall, titik.
Untuk harga murah, biasanya kamu bisa mendapatkannya dijam jam ketika toko akan tutup. Aku sering beli onigiri yang setengah harga atau sayuran yang bisa disikon sampai 80%. Bisanya karena udah mau expired. Tapi masih lumayan kan jika kita langsung memakannya atau memasaknya di hari berikutnya.
10. Pramuniaga Menyebalkan
Pernah datang ke toko baju atau toko apapun, terus pramuniaga nya ikut membuntuti? Jangan harap kamu akan menemukannya di Jepang. Selama di sana, aku sama sekali nggak menemukan pramuniaga seperti itu. Mereka biasanya hanya mempersilahkan kita masuk dan menunggu ditempatnya. Jika mereka mengecek, biasanya sekalian membereskan barang atau merapikannya. Mereka biasanya akan datang jika kita panggil. Jadi misalnya kita mencari sesuatu, terus nggak ada, maka kita bisa panggil pramuniaga agar membantu kita. Di indonesia? Mereka membuntuti terus, bahkan ketika nggak jadi beli, mereka marah marah, bahkan mengumpat. Sedih banget pelayanannya.
11. Keaslian
Untuk nomor ini, aku sebenarnya agak ragu apakah tepat atau nggak. Di Jepang, keaslian barang sangat dijaga. Bahkan ketika kamu datang ke mall yang menjual barang second, harganya bisa sangat mahal. Itu karena asli! Jika di Indonesia, beli jam tangan palsu banyak dan bisa jadi berdampingan dengan toko aslinya.
12. Akses disabilitas
Bagi yang menggunakan kursi roda, mall mall Jepang sudah sangat ramah. Mulai dari lift sampai jalanan yang miring dan luas agar penyandang disabilitas bisa dengan nyaman berbelanja.
Bagaimana di negeri sendiri? Saat ini aku melihat banyak kemajuan. Meskipun nggak semua, tapi sudah banyak yang membuat jalan khusus penyandang disabilitas ini. Bahkan toilet juga ada yang khusus untuk penyandang disabilitas ini. Keren ya.
13. Keramaian
Jika weekdays, mall di Jepang nggak seramai di Indonesia. Biasanya sabtu minggu merupakan puncak dari orang orang yang berkunjung di mall Jepang. Mungkin sama dengan Indonesia, tapi nggak sebanyak Indonesia.
Kesan dari mereka yang berkunjung dihari biasa ya seperti orang yang nggak kerja atau sekolah.
Begitulah beberapa perbedaan yang aku amati dan terjadi antara Mall Indonesia dan Jepang. Semoga bisa menjadi gambaran kamu jika berkunjung di Jepang.