Fujiharu Personal Blog Informatif
FUJIHARU – Selesai dari Haruna san, kita menuju destinasi selanjutnya. Destinasi ini juga jadi objek wisata menarik di Jepang. Kuil! ya, kuil Jepang seolah menjadi daya tarik tersendiri bagi orang asing dan bagi warga Jepang sendiri. Di Indonesia, mungkin kita bisa menyebutkan wisata rohani semacam ziarah ke makam wali gitu.
 |
| Depan Haruna Jinja |
Haruna Jinja
Wah,,,,,,keren banget suasananya. Kita berada di gerbang warna merah ini. Aku selalu ingin foto di depannya. Its so Japanese!!!!! Wajib foto. hahahahah norak banget ya. Biarin,,,,,di tengah perjalanan, ada yang menjual yakimanju. Oishisooooo. Nanti aja kali ya kalo pas mau pulang.
Pintu gerbangnya keren banget. Btw, ada logo uchiha lho diatasnya. Kayaknya penulis Naruto itu bener bener mengambil beberapa simbol dari kuil ini, jiah…sok tau. Kanan kiri pemandangan menuju kuil utama sangat indah. Sebelah kiri hutan yang berisi pohon yang tinggi dan ramping, sebelah kanannya ada sungai kecil yang airnya sangat jernih. Terus ya dikelilingi pohon pohon juga. Suasananya adem banget. Asyik banget buat meditasi,,,ciah…kayak pernah aja.
 |
| Menuju puncak Haruna Jinja |
Dan, ada salah satu bangunan yang mengingatkan aku akan musholla di deket rumah di Indonesia. Persis banget bentuk atapnya. Oh my god! serasa pengen segera sholat disitu. Tapi pas baca tulisan di depannya, itu toilet! Sedih banget. Bentuknya mirip, tapi fungsinya beda.
Di tempat ini juga ada omikuji, ramalan gitu. Kertas ramalan yang telah di beli kita siram dengan air pancuran kecil yang ada di situ. Terus ada tulisan yang timbul. Mau coba, tapi malu. hehehehehe.
Untuk mencapai kuil paling tinggi, kita kudu naik tangga yang cukup tinggi, tapi dijamin deh, bersusah payah disini worth it banget. Diatasnya lebih bagus lagi. Banyak bangunan kuno dengan arsitektur yang tiada duanya.
Baca Juga:
 |
| Haruna Jinja |
 |
| Banyak yang berdoa di depan Jinja ini |
Ada beberapa orang juga yang sedang berdoa. Mereka melempar uang, lalu bertepuk beberapa kali dan memejamkan matanya. I wonder, apa ya keinginan mereka? Pengen nyoba juga, tapi ntar syirik nggak ya? Hehehe nggak jadi ah, mengagumi kebudayaan mereka aja. Nah, pada saat itulah ada seorang miko (?) yang berpakaian seperti yang ada di film film, pakaian kayak penjaga kuil, dan apa yang dibilang Liya (atau Husna ya?) “Mirip cosplay” Wakakakaka kita langsung tertawa. Sttt.. This is the real men………!!!!!
 |
| Yeah!!! Haruna Jinja |
Pulang dari Haruna Jinja langsung makan yakimanju. Wah…enak banget, tapi mirip roti bakar sih, cuma dressingnya itu enak. Disitu juga ada bule, (emangnya kita bukan bule?). Sepertinya dari Amerika, tapi ketika kita mendengarkan dengan seksama, mereka bukan pengguna bahasa inggris, mungkin negara di Eropa. Kita menebak nebak dari negara manakah mereka berasal. Spanyol? Meksiko? Italia? Prancis? Hanya mereka yang tahu dari negara mana.
Ikaho
Pas pulang, kita menemukan papan informasi yang sangat tak terduga bikin ngakak. Ada tulisan bahasa Inggris, tapi salah gitu. Pokoknya ngakak deh, dan Tomita san nanyain kenapa, kita malu kalo menertawakan tulisan itu. Padahal niat tulisan itu bagus agar orang asing bisa lebih nyaman ketika membaca informasi yang tertera di papan pengumuman, tapi justru membuat kita ketawa. Kenapa sih? Nggak mau ah…ntar dikira nazi grammar lagi. Kikikiki yang pasti seru.
Wah…akhirnya sampai juga di tujuan akhir perjalanan ini. Kita sudah ada di depan pelataran Ikaho Onsen. Di samping kanan kiri tangga ada banyak penjual pernak pernik Ikaho Onsen dan juga hotel yang menyediakan penginapan untuk berendam.
 |
| Ikaho Onsen |
 |
| Kuil yang ada di Ikaho |
Aku dan yang lainnya menuju puncak Ikaho Jinja. Untuk sampai ke atas, kita membutuhkan satu tahun perjalanan! What??? Becanda. Tangganya doang yang berjumlah 365. Jauh dan tinggi ya. Cuma saat itu hujan gerimis dan sangat dingin, jadi kita kurang bisa menikmati kanan kiri penjual pernak pernik.
Di puncak Ikaho Onsen, serasa damai sekali. Udara sejuk dan tenang seolah mengalir dalam lubuk hati terdalam. Disini juga ada simbol uchiha juga lho. Wow!!! Dan Tomita san ngasih tau bahwa perjalanan dr puncak kuil ini menuju ke bawah lagi ada pemandian air panas juga. Aku pengen banget kesana, tapi karena hujan dan membutuhkan waktu sekitar 15 menit jalan kaki di bawah guyuran gerimis, kita give up. Nanti aja. Pas dibawah aku pengen banget berendam di air panas, tapi karena yang lain nggak bisa, aku juga ga enak, kita langsung turun lagi.
Awalnya pengen berendam gitu, cuma pas diceritain langsung ama Tomita kalo akan bugil bareng, heheheh aku malu, ga terbiasa.
Perjalanan yang luar biasa. Tomita san, Husna, Liya arigatougozaimashita.
Baca Juga: