FUJIHARU – Apakah hari itu hari sial? Bukan. Cuma ban bocor aja. Yakin? Bukan, cuma karena bocor itu, aku mungkin telat ke kantor. Beneran? Bukan, cuma hari pertama puasa aja, jadi terasa banget laparnya. Masa sih? Beneran, cuma ngantuk karena lapar doang kok. 100% bukan hari sial? 100% BUKAN. Hari itu hanyalah hari biasa yang penuh warna warni dengan bocornya ban motor aku. Padahal ban luar dan dalamnya baru aja ganti sebulan lalu. Lalu, pemakaian juga masih diambang normal. Haha Diambang normal, normal yang dimaksud adalah pemakaian dari Tangerang Bekasi yang jaraknya sekitar 140 km bolak balik. Dan aku lakukan seminggu sekali. Hehe. Nah, karena ban aku menggunakan ban tubeless, makanya cara menambalnya juga sangat gampang dan cepat. Bahkan mungkin kurang dari 5 menit selesai. Wow, hebat ya teknologi sekarang.
Ceritanya begini. Ketika akan beli makanan buat berbuka puasa di hari pertama, aku cukup muter muter sekitar rumah, soalnya ingin tahu bagaimana suasana ditempat baru ini, apalagi ketika ramadhan tiba. Soalnya yang bikin beda dan ngangenin ya puasa di Indonesia ini. Hampir sepanjang jalan banyak yang jual makanan dan minuman dadakan. Kelihatan enak, meskipun nggak beli. Hehe. Beda jauh dengan Jepang. Kalian nggak akan menemukan keramaian seperti ini saat puasa. Mungkin ketika ada matsuri aja ada keramaian yang seperti di Indonesia, itupun nggak seramai kita. Nah, karena muter muter itu kali ya, kayaknya ban aku tertusuk sesuatu. Cuma karena saaat itu nggak langsung kempes bannya, so aku nggak tahu. Pas pagi, barulah ketahuan kalo ban bocor.
Baca Juga:
- Lampu Lalu Lintas di Jepang, Sampai Kiamat Tetap Merah
- Belajar Tidak Patuh Aturan di Indonesia, Lampu Merah diterobos!
- Serbuan Ojek Online
- Kebiasaan Naik Sepeda di Jepang
Kejadiannya ketika aku akan mengeluarkan motor dari kamar. Kok terasa berat, cuma aku nggak langsung tahu. Nah, pas motor dipake, aku baru tahu motor semakin berat dan sepertinya nggak stabil. Aku langsung cek. Bocor! Gawat nih kalo begini, masa iya telat kantor hanya karena ban bocor? Tapi karena aku juga nggak mau dicap bohong, so aku mencari bengkel terdekat dan foto kendaraan yang bocor tersebut. Gambarnya tentu saja aku kirim ke bos aku di kantor. Alhamdulillah dia mengerti.
Aku langsung cari bengkel terdekat. Karen saat itu masih sekitar setengah tujuh, maka aku nggak menemukan bengkel yang buka. Tapi, aku tetep cari karena kalo nggak ketemu, akan semakin gawat. Alhamdulillah ketemu, tapi ada 2 motor lain yang ada di bengkel tersebut. Satu motor sedang ditambal dan satunya lagi masang kabel rem atau gas sepertinya. Aku membayangkan bahwa akan butuh waktu lama untuk memperbaiki ban bocor aku. Mungkin nyampe kantor minimal setengah 8. Sudahlah, pasrah aja, toh udah berusaha ini.Motor yang ditambal udah selesai, lalu motor yang diperbaiki kabelnya juga udah selesai. Akhirnya dia akan memperbaiki ban bocor aku.
“Ban tubeless ya?,” kata montir nya. Karena aku nggak begitu tahu, aku hanya bilang nggak mengerti, lalu dia mengecek sebentar dan dia bilang ini ban tubeless. Jika dia tahu sebelunya ban tubeless, maka akan dihandle sebelumnya dengan lebih cepat. Montir kira ban aku tidak menggunakan ban tubeless, makanya perbaikannya dilakukan diakhir. Awalnya aku nggak ngerti omongan montir tentang akan dikerjakan klebih dulu, tapi setelah tahu cara menambal ban tubeless, baru akan bilang, “Pantesan”Alasannya karena sangat gampang sekali untuk menambalnya.
Caranya adalah:1. Cari akar masalah Bisa jadi ada paku atau benda tajam lain yang menancam di ban. Dalam kasusku, ada mur yang menancap. Gila ya, mur!2. Cabut akar masalah Ambil mur atau paku yang menempel di ban3. Siapkan alat tubeless dan juga tangnya4. Isi ban tubeless dan tutup ban bocor dengan jari tangan untuk sementara5. Ambil penambal ban dan tang lancip6. Masukan tang kecil dan penambalnya ke ban yang bocor tarik tang dan rapikan sisa penambal tubeless dengan gunting atau pisau7. Isi angin ban yang bocor8. Selesai
Gampang banget kan? Aku aja sangsi dengan kejadian itu. Apakah aman? Terus kedepannya gimana? Gampang kempes atau gimana? Ternyata ketakutan itu nggak terjadi. Motorku baik baik aja ampe sekarang. Pada saat selesai menambal, aku langsung ke kantor dan alhamdulillah nggak telat.