FUJIHARU – Bagaimana proses data menginap di Jepang? Konsultasi gizi? Konsultasi biaya? Wow…..komplit ya. Itulah yang harus aku lakukan ketika akan ke tahap operasi. Sangat detail sekali lho kalo operasi di jepang ini. Makanya hampir nggak pernah terdengar ada kata malpraktek atau pasien terlantar, soalnya hospitality Jepang emang number one deh. Ini adalah tahap kedua aku melakukan operasi di Maebashi, Gunma Jepang. Operasi ini aku lakukan di Chuo Byouin Maebashi Hospital.
Bahasa Jepangnya cepat sembuh apa ya? Soalnya mau mengucapkannya jika ada orang sakit. “Odaijini” ucapkan kata itu ya.
Biar nggak salah saat operasi, menggunakan gelang ini |
Melakukan serangkaian pemeriksaan
Setelah melakukan cek rontgen, urine, dan darah, aku kembali ketemu dengan dokter Tani dan mengobrol tentang hari operasi, dll.
“Dari data yang ada, fisik dan mental kamu sudah siap untuk operasi ini, jadi kamu nggak perlu lama untuk menginap, cuma sehari semalam saja. Nah, paginya kamu akan di infus dulu. Setelah ini kamu tunggu di luar, nanti akan ada yang manggil.”
Kembali aku nunggu. Lalu ada yang manggil, seorang perempuan sekitar 50 tahunan ke atas. Dia mengajak aku ke ruang tertentu untuk pengambilan beberapa data diri terkait makanan, biaya dan lainnya. Aku nggak tahu orang ini seorang ahli apa, tapi dia meng handle semua obrolan. Bagaimana aku ke Jepang? Ngapain? Jika ada yang nggak jelaspun dia akan menjelaskan beberapa kali, malahan mempersilakan aku banyak tanya jika tidak mengerti.
“Kita akan mengobrol banyak tentang kamu, (liat beberapa lembar data diri), lalu akan ada beberapa orang datang yang akan menanyai kamu tentang apapun.”
Baca Juga:
Pengisian form
Benar saja, ada dokter yang bertanya tentang alergi apa, suka makanan apa? Olahraga berapa kali? Apakah 3 kali makan dalam sehari?, dll. Aku request karena aku muslim, maka no pig, pork! Dan dia bilang ok! Datang lagi seseorang yang ngobrol tentang biaya menginap dan juga biaya operasi. Kata dia sekitar 3 sampai 4 man dan aku menyetujui nya. Padahal jumlahnya sekitar 28.000 yen. Ingat, ini menggunakan hoken ya, semacam BPJS kayak di Indonesia, tapi kalo di Jepang lebih bagus sistemnya. Nanti diceritain deh terkait hoken ini. Selesai mengorol, aku diminta untuk datang sepagi mungkin karena biar lebih siap dari segala halnya. Apa saja yang perlu dibawa saat menginap di RS Jepang?
Barang yang dipersiapkan saat menginap |
Barang yang harus dibawa saat menginap di RS Jepang:
1. Baju ganti
2. Baju operasi (usahakan tanpa kerah)
3. Baju dalam (celana dalam, singlet dll)
4. Sendok
5. Mug
6. Kaos kaki
7. Peralatan mandi
8. Handuk
9. Tissu toilet
Jika kita nggak bawa atau ingin disediakan oleh RS, maka akan bayar lho. Kan sayang, tapi aneh juga ya. Soalnya pas dulu di RS Indnesia, ya cuma bawa diri, baju ganti dan duit doang. Selesai persiapan konsultasi, aku dipersilahkan pulang. Wah…cukup lama dan melelahkan juga lho. Pas keluar, aku bertemu orang resepsionis tadi dan ketika melihat map hijau yang dipegang, dia mengerti kalo aku akan menginap di RS.
“Baru selesai? Lalu akan menginap juga? Kapan?”
Aku menyerahkan data ke dia dan dia membacanya. Dia senyum, lalu menyerahkan map itu sambil senyum. Nanti cepat sembuh ya. Btw…cara pembayarannya juga cukup mudah lho. Kita cukup memasukan kartu ke sebuah mesin mirip ATM, lalu akan keluar berapa biaya yang akan dikeluarkan.
Berhubung aku melakukan banyak tes, so biaya yang dikeluarkan sekitar 9000 yen atau hampir satu juta rupiah. Mahal? Relatif…..soalnya kita bisa cari tuh duit dalam waktu 2 hari baito!