FUJIHARU – Jika ada yang tanya darimana aku berasal, maka akan aku jawab Indramayu. Ada beberapa yang nggak kenal daerah Indramayu, tapi jika mereka kenal Indramayu, maka mereka akan tertawa. Kenapa?
“Bahasa Jawanya aneh.”
“Indramayu bahasa Jawa ya? Tapi kasar.”
“Wilayah Jawa barat, tapi bukan bahasa sunda.”
Jawaban yang mereka ucapkan ada benarnya sih. Aku juga merasakannya, tapi sebelum kamu melanjutkan artikel ini, i love being Indramayu. Itu adalah tanah kelahiran tercinta.
Baca Juga: Asean Cafe di Gunma Jepang
Katak dalam tempurung
Mungkin aku bisa bilang seperti itu. Meskipun aku suka baca koran dan majalah saat masih kecil, aku kurang begitu kenal dengan daerahku sendiri. Sampai suatu ketika, aku keluar daerah Indramayu untuk bersekolah di kota lain. Ketika itulah aku tahu julukan jelek dan bagus bagi kota Indramayu. Sedih juga sih ketika mendengarnya.
Kamu tahu apa yang mereka bilang ketika aku mengatakan bahwa asal kotaku adalah Indramayu?
“Kotamu banyak l*nte ya?”
“Kota pantura yang banyak pantai indahnya.”
“Disini banyak sekali beredar kabar kalo service l*nte Indramayu bagus”
“Bahasa jawanya lucu, ‘ira'”, ucapnya dengan tertawa.
Ketika obrolan jelek yang aku terima, aku sangat dendam, darahku mendidih, nggak terima. Kenapa mereka berfikiran seperti itu? Jika masih sebatas bahasa Jawa yang diolok olok karena kasar dibandingkan jawa lain, aku masih terima, tapi jika menyangkut hal kurang pantas seperti itu, maka aku nggak terima.
Berita yang beredar ada benarnya
Jika menyangkut wanita malam, aku pikir semua daerah pasti punya. Wilayah Dolly di Jatim dan lainnya juga terkenal karena hal itu, bukan? Tapi entah kenapa aku paling benci jika ada orang yang menyebut Indramayu terkenal karena wanita malamnya.
Please, di Indramayu banyak juga lho pesantren dan orang baiknya. Kenapa harus yang jelek sih, yang terkenal? Apakah mereka melihat Indramayu karena pantura yang terkenal itu?
Baca Juga: Makanan Khas Indramayu yang enak
Jika kamu melewati sepanjang jalan pantura, maka kamu akan menemukan beberapa spot di jalanan yang identik dengan perempuan malam. Biasanya tempat karaoke yang di depan rumahnya banyak sekali wanita wanita yang menggunakan pakaian minim.
Tapi, nggak semua orang, ya. Bisa jadi orang tersebut bukan dari orang Indramayu, tapi dari daerah lain yang tinggal disitu, Who know?
So please, dont judge Indramayu because those women.
Isun atau reang?
Jika mendengar kata isun atau reang, pasti merujuk pada Indramayu atau Cirebon, karena dua kota tersebut hampir sama bahasa Jawanya. Banyak yang tertawa jika ada orang Indramayu atau Cirebon berbicara dan didengar oleh orang “Jawa”. Mereka kadang nggak mengerti apa yang dibicarakan.
“Kamu menggunakan bahasa Jawa? Kok aku nggak mengerti sama sekali ya.”
Ucap temenku yang dari Sragen saat kami di Jepang. Kebetulan saat itu aku sedang berbicara dengan kakak menggunakan Jawa ngoko.
Baca Juga: Pengalaman tinggal di Karawang
Ngoko adalah bahasa Jawa yang tingkatannya rendah. Ada juga tingkatan menengah madya dan Jawa paling halus adalah Krama. Cuma aku nggak bisa bicara Madya dan Krama, hanya tahu artinya. Biasanya aku sering mendengarnya dipasar tradisional di kota Indramayu.
Percakapan bahasa Indramayu kadang seru juga lho, soalnya kita juga sering membuat meme dari bahasa daerah ini.
Aku sampai sekarang masih menggunakan bahasa Jawa jika aku berbicara dengan kakak, adik atau orang tua, meskipun tinggal di kota besar seperti Jakarta atau Bekasi.
Ada juga yang bilang bahwa bahasa Jawa Indramayu kasar atau lucu. Mungkin karena kebanyakan orang menggunakan bahasa Indramayu kasar. Bahasa Indramayu sebenarnya bahasa Jawa seperti bahasa Jawa di Jawa tengah dan Jawa Timur, tapi pesisir pantura biasanya punya keunikan tersendiri. Mungkin keunikan itulah yang membuat orang lain tertawa ketika mendengar bahasa Jawa Indramayu atau Cirebon.
Baca Juga: Wisata hutan Mangrove Karangsong Indramayu
Belajar bahasa Jawa sejak sekolah
Sejak kecil, aku telah belajar bahasa Jawa, tapi kebanyakan bahasa Jawa yang sering digunakan adalah Ngoko. Makanya jika berbicara bahasa Jawa Krama, pasti banyak yang nggak bisa. Bagaimana anak anak sekarang? Aku pikir semakin banyak yang nggak bisa, soalnya sedari kecil mereka diajari bahasa Indonesia.
Indramayu adalah bagian dari Jawa Barat. Orang lain mungkin mengartikannya orang Indramayu berbicara bahasa Sunda. Please, hilangkan pemikiran itu. Indramayu memang bagian dari Jawa barat yang terkenal karena sundanya, tapi kita lebih banyak menggunakan bahasa Jawa. Mungkin orang Haur Geulis dan daerah lain yang berdekatan dengan Majalengka, Kuningan, dan Cirebon bisa bahasa sunda, tapi sisanya mungkin nggak bisa.
Saat masih SD, aku paling benci dengan bahasa Sunda yang diajarkan di sekolah. Kenapa? Katanya Indramayu wilayah Jawabarat, maka harus bisa bahasa Sunda. Please, kanan kiri kita nggak ada yang berbahasa Sunda, tapi kita diajarkan bahasa Sunda. Masih mending diajari bahasa Inggris daripada bahasa Sunda.
Bahasa Sunda sangat susah karena aku hampir nggak pernah mendengarnya. Lingkunganku saat itu steril dari orang yang berbahasa sunda, makanya sama sekali tidak mengerti. Tapi, setelah aku kuliah di Bandung, aku sangat cinta bahasa sunda. Bahkan ketika mendengar orang berbicara pake bahasa sunda saja aku seneng banget.
Baca Juga: Tempat Wisata di Indramayu
Kejadian lucu lainnya adalah keponakan aku yang lahir dan tinggal di Bekasi, lalu pelajaran muloknya bahasa Sunda. Jelas saja dia nggak mengerti sama sekali. Orang tuanya Jawa, lingkungannya Betawi. Darimana dia bisa bahasa Sunda? Waaluhalam. Semoga dia suka lihat Youtube berbahasa Sunda. Hahaha.
Sebenarnya bagus sih karena diajarkan bahasa daerah, tapi tolong pikirkan anak didiknya juga. Jika orang Bekasi harus belajar bahasa Sunda, sungguh sulit karena lingkungannya bukan Sunda. Bahan pembelajarannya juga nggak seperti bahasa Inggris yang bertebaran di internet.
Cerita aku kesusahan bahasa Sunda itu dulu, kini aku suka sekali bahasa Sunda. Meskipun aku nggak bisa berbicara bahasa Sunda, aku mengerti jika ada orang yang berbicara bahasa Sunda. Bagiku, bahasa Sunda itu terdengar halus dan ramah didengarnya.
Bahkan, ketika aku di Jepang, aku sangat merindukan bahasa Sunda. Makanya ketika ada teman teman yang berasal dari Bandung atau Garut berkumpul, aku sangat suka karena mereka menggunakan bahasa Sundanya.
Balik lagi ke bahasa Jawa Indramayu. Aku sangat bangga sih dengan bahasa Jawa Indramayu yang aku ucapkan. Biarin dibilang medok, kampungan atau aneh, aku suka dan bangga aja. Kalo kamu?
Jika benci dengan bahasa Sunda, lalu orang Sunda yang tinggal di Jawa Tengah (Berebes dan Cilacap) mereka tetap diajarkannya bahasa Jawa, karena mulok bahasa daerah berdasarkan wilayah Provinsi bukan wilayah Kabupaten / Kecamatan. Siapa yang suruh juga pake bahasa Jawa di tanah Sunda.