Fujiharu.com – What ? We should pay for the toilet? In Japan? Yeah…..Little bit shock, alright? But its true story.
Its like the first time i saw that sign that you should pay if you wanna go inside toilet. Because…its always free in Japan. Mall, Park and other place its like free, even though they used tissue toilet as replacement for the water. Yuck! I never get used to it.
Oze National Park |
Dimana sih, kok bisa-bisa nya lihat tanda bayar toilet? Emangnya di Pantura? Wilayah Jabodetabek? Atau mana? Seberapa mahal sih bayarnya? Kualitasnya bagus ya?Pertanyaan itu awalnya datang menyerang, maklum,,,,pertama kalinya lihat hal tersebut.
Toilet berbayar ada di Taman nasional Oze
Kejadian ini ketika aku dan beberapa teman hiking ke Oze National Park yang ada di Gunma. Oze adalah Taman Nasional yang cukup luas. Kita bisa menikmati keindahan alamnya yang elok dan lembah yang luas nan mempesona. Untuk mencapai lembahnya, kita harus menaiki bukit yang cukup berliku. Hati-hati ya, apalagi jalan-jalan di musim panas, soalnya akan ada hujan yang membuat jalanan licin, apalagi rongga diantara kayu-kayu yang dijadikan pijakan cukup besar. Beberapa kali aku lihat orang Jepang terperosok di jalanan kayu ini.
Baca Juga:
Jalanan yang dibuat oleh pengelola setempat sebenarnya sangat membantu perjalanan bagi siapapun. Bahkan aku lihat beberapa orang Jepang yang kira kira berusia diatas 60 tahun masih hiking. Saking nyamannya. Luarbiasa. Bukan hanya lansia yang masih ikutan jalan-jalan, anak yang masih kecil sekitar 5 sampai 6 tahunan pun ikut orang tuanya jalan-jalan. Bahkan yang masih digendongan ibunya ikutan jalan lho.
Habib foto depan WC berbayar |
Baju yang mereka gunakan untuk hiking di Oze ini lumayan komplit: parka, tongkat berjalan, topi, kacamata, sepatu gunung dan tas kecil maupun besar yang memang pas digunakan untuk hiking. Kita? Dikira piknik biasa. Btw,,,kok cerita Oze? Mana cerita WC nya? Heheheh balik lagi ke cerita WC ya.WC yang ada di Jepang memang sepertinya sudah terstandar. Ada WC khusus laki-laki, perempuan, toilet yang digunakan bersama (gantian ya), ataupun toilet yang khusus untuk penyandang disability juga ada. Keren kan? Alat bantunya tentu saja air. Kalo nggak ada, sudah dipastikan dengan menggunakan tisu. Sampai saat ini, aku belum terbiasa menggunakan tisu. daripada menggunakan tisu, terkadang aku lebih memilih menunda, atau kalau bener bener kepepet banget ya. Minimal, aku selalu siapin tisu basah.
Toilet kering |
Tempat pipis |
Wastafel |
Berapa bayarnya?
Nah, toliet juga macam-macam lho. Ada toliet yang bisa nyiram pantat kita sendiri dengan kekuatan rendah atau tinggi (bidet), hangat atau dingin, bahkan bersuara, biar suara yang ingin dirahasiakan nggak terdengar orang lain.Bagaimana toliet berbayar di Oze? Bayarnya sih cuma 100 yen, ya atau sekitar 10.000 rupiah sekali masuk. Meskipun segitu, orang orang Jepang bayar lho, padahal nggak ada yang jagain. Kalo kita mah udah ada yang nongkrong buat nagih, atau kitanya yang malah nyelonong sendiri. 1000 pipis, 2000 berak. Hahahahah.
WC pertama yang ada pemberhentian bus |
Kualitas toliet juga cukup bersih lho, meskipun untuk ukuran toilet umum. Awalnya sih agak bingung, buat apa ya kok berbayar gitu.
Pas kedalam wilayah pegunungan Oze, aku masuk toilet lagi. Disana ada sedikit informasi yang isinya menerangkan bahwa kita diharapkan bayar 100 yen agar fasilitas yang ada terjaga dan bisa berlangsung dengan baik. Uang yang kita bayar digunakan untuk membersihkan ataupun memurnikan kembali kotoran yang telah dibuang kita, agar bisa didaur ulang dan kembali ke alam dengan baik. Jadi, bayar 100 nggak rugi, soalnya tempat wisatanya bersih banget. Nah, bagaimana dengan toilet yang ada di Indonesia? Bersihkan? bayarkah?