FUJIHARU – Gimana rasanya mendapatkan surat dari yang tersayang? Hahaha Seneng banget kan? Sama, aku juga merasakan kasih sayang dari isi surat tersebut. Tapi, kok pake surat? Kan sekarang ada LINE, Whatsapp, Messenger, Facebook, dan aplikasi online lainnya yang lebih cepat dan bagus kan? Kok surat sih? Ini adalah cerita dari ibuku yang seorang Jepang dengan kiriman suratnya.
Ternyata bener banget ya, perasaan ketika menerima surat dari seseorang yang dinanti itu membahagiakan. Kayak aku yang menanti surat dari Ibuku yang ada di Jepang.
Isi surat |
Sebenarnya aku sih mau dengan Line, email ataupun aplikasi online sejenis biar gampang mengetahui kabar ibu dan bisa langsung liat wajah atau videonya. Tapi, berhubung dia nggak punya aplikasi tersebut, dia menggunakan surat. Sebagai informasi, ibuku ini orang Jepang, tapi dia gagap teknologi kayak whatsup, dll lho. Dia bukannya nggak mau belajar, cuma memang lingkungan dia juga yang nggak begitu membutuhkan media seperti itu. Jangan salah, orang Jepang nggak se show off orang Indonesia lho. Malahan mereka lebih memilih no telpon biasa.
Baca Juga:
Cuma, kalo nelpon dari Jepang ke Indonesia atau sebaliknya kan cukup mahal, jadi aku cari cara lain. Cara yang aku gunakan adalah aku menulis di komputer, lalu mengirimkan pada line temenku yang ada di Jepang, dan minta dia memprintkan data tersebut di 7 eleven, lalu mmberikannya pada ibuku.Agak ribet, tapi terimakasih banyak pada Bunda Halida yang telah menolong. Aku nunggu kabar dari ibuku cukup lama. Kirain dia menulis surat secara tradisional ke Indonesia atau gimana, ternyata dia kebingunan apakah harus dikirim melalui temanku atau langsung. Nah, karena aku mengingatkan temenku untuk mencari kabar ibuku, akhirnya dia menitipkan surat tersebut padanya. Alhamdulillah surat diterima.
Padahal, waktu aku nulis surat, aku nggak memikirkan grammar dll, soalnya rasa kangen udah ngalahin grammar. Hahaha.
Berikut ini suratnya.
Seneng banget setelah tahu kabar ibuku dan keluarganya baik baik saja. dengan sedikit memberi kabar tersebut, aku bisa lebih tenang dan beda aja rasanya. Dia juga mengutarakan hal yang sama.
Kangen banget, kakumori san. Padahal aku bukan dari rahimmu, tapi kebaikanmu selama aku di Jepang nggak akan pernah aku lupakan.Semoga kesehatan selalu diberikan kepadamu, Okaasan.
Oh iya, karena ibuku mikir aku nggak bisa membaca semua kanji yang ada, dia juga menulis surat dua kali dengan katakana. Dan, justru aku lebih bingung baca katakana semua. Hahahaha Okaasan, sonna kanji, mada wakatteruyo.