FUJIHARU – Apa yang akan kamu lakukan saat bos marah? Ikutan marah? Ga mungkin, pasti dipecat. Diam dan hanya mendengarkan saja? Pasti dikira bego. Berusaha menjelaskan? Kelar hidupmu berurusan ama bos. Tambahan lagi, bagaimana jika bos tersebut orang Jepang? Sayonara.
Pixabay |
Bekerja merupakan idaman semua orang. Dengan bekerja, kita bisa berkarya, membantu keluarga, bahkan sebagai ajang unjuk diri ke masyarakat. Setiap orang akan berbeda penafsirannya. Bagiku, bekerja adalah ibadah. Jiah… Itu sih sama yang agama bilang. Emang kenapa? Tapi bener kan? Bener sih, cuma ibadah disini kayaknya berat banget ya, soalnya kebanyakan mungkin pada mengejar dunia dengan bekerja. Seharusnya kan kita bekerja itu hanya sekedar survive agar ibadah di dunia makin bagus.
Dunia kerja itu nggak seindah yang aku bayangkan saat masih sekolah. Saat itu aku sudah bosan dengan semua hal yang berhubungan dengan sekolah. PR, tugas dan materi pelajaran yang saat itu dirasa nggak ada korelasinya dengan sesuatu yang sekarang dihadapi. Tapi, itulah pikiran saat sekolah. Bekerja itu kita bisa bebas dari semua kemarahan guru, tugas menumpuk dan bangun pagi pastinya. Tapi ternyata ada hal hal yang tidak enak juga saat bekerja. Salah satunya adalah kemarahan leader kita, atau juga bos. Untuk yang satu ini, karena aku sering berhubungan bos orang Jepang, mungkin aku akan sedikit share bagaimana aku menghandle kemarahan tersebut. Ingat, setiap orang berbeda dalam menghandle masalah. Bisa jadi cara yang aku lakukan bener, tapi disaat lain bisa jadi salah besar.
Baca Juga:
Apa yang harus dilakukan saat Bos marah?
1. Diam
Diam bukan berarti kita salah dan menerima semua kesalahan dengan seksama. tapi, dengan diam, kita berusaha untuk mengerti apa yang dia mau. Bos yang baik akan memberitahu kesalahan kita dan cara memperbaikinya, setidaknya mengingatkan kita tentang apa yang harus dilakukan kedepannya jika kesalahan terjadi lagi.
2. Menjelaskan
Ingat, saat Bos marah dia intinya ingin didengar, jadi jangan sekali kali kamu memotong pembicaraannya. Jika dia sudah reda atau situasinya memungkinkan untuk dijelas, maka jelaskan dengan baik.
3. Berargumen
Argumen disini jika masalah yang kita hadapi memang urgent dan bos mu memang harus tahu apa yang terjadi. Terkadang kita harussaling ngotot jika ada argumen seperti ini. Aku terkadang melakukannya jika aku dalam keadaan terpojok dan memang akupun harus memberitahu.
4. Kenali Bosmu
Kamu harus tahu bosmu seperti apa. Jika kamu kenal dengan kepribadian bos, maka akan lebih gampang dalam mengungkapkan apa yang terjadi.
5. Bawa data pendukung
Kalo kamu hanya modal omong doang, tamat riwayatmu. Biasakan untuk selalu ngomong dengan dibarengi data yang ada. Jika kamu hanya dapat info dari mendengar atau hanya sekedar lisan. Itu bukan bukti. So, selalu sediakan data.
6. Berdoa
Kayaknya berdoa juga kudu kamu lakuin, soalnya siapa tahu kamu langsung dipecat. Hahaha.
Me, Nova, Mabu, Dhila |
7. Bersekongkol
Ingat, kalo memang bagus, kamu harus merapatkan barisan. kadang bos jika tahu salah, tetap nggak mau disalahin. so, kamu rapatkan barisan dengan rekan kerja, tunjukkan bahwa kalian tim yang solid. Jika dimarahi, ya setidaknya dibagi bagi. Hehe.
Begitulah beberapa cara yang aku lakukan ketika menghadapi bos yang marah. Cara tersebut aku lakukan sesuai situasi dan kondisi yang ada. Terkadang kita juga hanya bisa diam dan berusaha jadi si bego yang mendengarkan. Lalu, besoknya ketika sudah reda, kita bisa menceritakan apa yang terjadi. Diskusi yang baik adalah ketika dua arah dalam kondisi yang stabil.