FUJIHARU – Dengan judul Kereta Rel Listrik (KRL) Indonesia Masih Kalah dari Jepang, sudah pasti bahwa perkereta apian Indonesia masih kalah jauh dari Jepang yang sudah maju. Jenis kereta, ketepatan waktu, kebersihan, dan jam terbang yang ada saat ini nggak bisa dibandingkan, cuma insya allah kedepannya Indonesia akan semakin berkembang. Mungkin belum melampaui, tapi semoga saja bisa menyaingi. Amin. Sebagai Info, aku lebih menekankan kereta api listrik ya atau disingkat KRL yang beroperasi di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Menuju Tangerang dengan KRL
Hari ini aku melakukan perjalanan dari Bekasi ke Tangerang dengan menggunakan KRL. Kalo dari tulisan aplikasi yang aku baca sih loop gitu. Jadi kebayang ketika ada di Jepang. Kalo loop itu ya keretanya berputar putar terus nggak pernah berhenti. Mirip Jepang sebenarnya, cuma jika di Jepang loop lebih terlihat membulat rutenya (tidak selalu), kalo di Indonesia loopnya sedikit beda. Memang berputar putar, tapi lebih ke bolak balik kedepan belakang. Bukan kayak Jepang yang berputar satu arah. Ingat, nggak semuanya lho ya, ada juga kereta di Jepang yang berhentinya nggak seperti loop yang berputar terus, tapi hanya di beberapa bagian stasiun. Aku masih ingat jika di Shinmaebashi atau Maebashi eki yang notabene stasiun kecil. Terkadang ada beberapa kereta yang hanya lewat saja, tanpa berhenti dulu. Kalo stasiunnya besar sih mungkin berhenti. Di Indonesia juga sama lho, ada beberapa stasiun yang dilewati atau juga nggak.
Baca Juga:
Perjalanan yang biasa aku lakukan dari Bekasi ke Tangerang dengan menggunakan motor kini aku lakukan dengan kereta. Alasannya sih karena ketika aku pindahan dari Tangerang ke Bekasi, aku menggunakan grab mobil, jadi kendaraan yang digunakan adalah mobil, motor aku tinggalkan dulu di kostan. Ketika barang barang pindahan sudah beres di tempatkan di Bekasi, aku kembali ke Tangerang dengan kereta. Jarang tempuh yang biasa aku lakukan sekitar 3 jam tanpa henti, dan 5 jam jika aku tidur dijalan dulu, kini bisa ditempuh dengan KRL dengan 4 jam. Cukup lama jika melihat durasi perjalanan. Naik KRL juga bisa melelahkan. Kenapa? Karena saat ini, KRL masih belum memadai. Kata belum memadai ini sebenarnya mungkin masih bernada negatif, karena sebenarnya KRL Indonesia yang sekarang sudah sangat bagus dibandingkan dahulu kala. Kita skip dulu ya perbandingan bagus tidaknya KRL sekarang dan dulu.
Perjalanan dari Bekasi aku lanjutkan ke Jatinegara, lalu melanjutkan lagi ke Tanah abang, lalu dilanjutkan ke Rangkas bitung (turunnya di daru). Beberapa option yang aku dapatkan ini cukup praktis lho. Semuanya ada di aplikasi KRL acces, Mirip Hyperdia jika di Jepang. Cuma mungkin karena aku belum terbiasa menggunakan aplikasi ini, jadi masih agak susah, berbeda dengan Hyperdia yang secara tampilan gampang dimengerti. Kalian bisa download di Google Play ya. Di aplikasi ini juga kamu bisa buka rute yang kamu mau. Semuanya ada lho. Kalo masih nggak mengerti juga, kamu bisa nanya ke security yang ada di lapangan. Mereka cukup ramah dan banyak personilnya.
Kondisi KRL
Kondisi KRL yang ada di Indonesia sebenarnya sangat bagus sekali lho. Dulu ketika aku masih SMP atau SMA, aku pernah ke Jakarta dan sekitarnya. Kondisi KRL saat itu menakutkan. Bagaimana nggak menakutkan, pengemis, pengamen dan semua orang berbaur jadi satu didalam gerbong. Kita berdesakan bukan hanya dengan penunpang, tapi juga dengan pedagang dll. Wah pokoknya mengerikan. Belum termasuk para pencopet yang berkeliaran. Diatas gerbong dan pintu kereta juga banyak sekali orang yang naik, intinya bahaya. Kini wajah KRL sudah cukup ramah. Memang dari kata berdesakan masih ada dan terus berdesakan sampai kapanpun, tapi setidaknya kini cukup bersih dan tidak semenakutkan dulu. Fasilitas lain seperti toilet dan tempat duduk juga jauh lebih bersih dan menyenangkan dari sebelumnya. Berbagai fasilitas charger gratis, dan kemudahan pembelian tiket jadi hal bagus bagi KRL sekarang ini.
Antara Bekasi dan Tangerang yang aku lakukan hanya membutuhkan biaya 8000 rupiah. Sangat terjangkau untuk jarak yang jauh sekitar 70 km. Bayangkan jika aku menggunakan motor, bensin sekitar 20.000 rupiah, capek mengendarai, keamanan masih menakutkan dengan kondisi traffic yang ada di Indonesia. Tapi, semua pasti ada kekurangan dan kelebihannya. KRL juga bisa jadi menyenangkan bagi mereka yang posisi rumah atau tempat kerjanya dekat dengan stasiun kereta. Bagi aku yang posisi tempat kerja atau kostannya cukup jauh dari stasiun, jelas tambahan uang lagi, meskipun biaya kereta 8000 rupiah. Ojek nya aja bolak balik dari rumah ke stasiun 10.000 rupiah dan stasiun daru ke kostan sekitar 12.000. See, its more expensive than motor cycle. But, i got a lot experiences.