FUJIHARU – Laporan mudik yang aku lakukan tahun 2019 ini sebenarnya cukup bagus, malah menyenangkan ketika dijalan. Tapi yang namanya hidup, pasti ya ada moment yang bikin kesel atau nggak enak. Salah satunya di mudik 2019 ini. Its like disaster!
Depan rumah |
Persiapan mudik ke Indramayu yang aku lakukan sebenarnya cukup matang: sepeda motor telah diservice, barang barang yang akan aku bawa juga udah dipacking rapi, tapi tetap aja ada yang kurang.
Beberapa barang yang aku beli untuk adikku dan keluarga dirumah telah dipersiapkan. Seperti barang barang online yang adik minta atau baterai baru untuk handphone mimi. Semua beres, tapi nggak tahu kenapa masih aja ada yang kelupaan. Laptop kesayangan aku pastinya. Dibilang lupa juga nggak sih, cuma ada yang kurang ketika laptop nggak ada ditangan. Maklum, setiap hari aku selalu menggunakan laptop untuk browsing atau blogging.
Baca Juga:
Cara yang aku lakukan agar aku nggak bosan adalah memainkan handphone, tapi orang lain pasti lihatnya aku pengangguran. Tapi, benar pengangguran sih. Kan aku nggak kerja beberapa bulan ini. Aku fokuskan hanya membangun blog terlebih dahulu sampai benar benar stabil. Soalnya adsense aku baru aja dibuat dan aku harus membuat konten bagus dan update setiap hari agar google semakin sayang pada blog aku.
Perjalanan Mudik
Karena aku mudik bersama kakak pertama dan kedua, aku memulai dengan konvoi. Tapi, bukannya konvoi yang saling beriringan, malahan kita berangkat sendiri sendiri. Ada yang belum inilah, itulah, haduh, padahal udah dikasih tahu berangkat setelah tarawih. Akhirnya aku duluan pulang dengan kakak.
Selama dijalan, aku hanya bertemu kakak kakak lainnya di daerah Indramayu. Itupun setelah aku istirahat dua kali diwilayah Subang dan Indramayu.
Suasana saat istirahat |
Jujur aku berterimakasih pada pak Jokowi karena perjalanan yang aku lakukan dari Bekasi sampai Indramayu cukup lancar. Bahkan aku akan bilang lancar! Macet yang bener benar aku rasakan adalah di daerah Bekasi sampai Cibitung. Hampir sama bahkan melebihi macet saat kerja. Setelah Cibitung, baru aku merasakan lengangnya mudik tahun ini. Disasternya adalah mudik tapi nggak terasa mudik. Soalnya lancar sekali. tapi, ada saran juga pak Jokowi. Tolong perbaiki jalanan dari arah Indramayu ke Bekasi. Jalanannya udah kayak muka aku yang bolong dan berjerawat. Bikin pantat sakit karena banyak lubang.
Jalanan yang aku lalui juga mulus seperti mukanya Ayana, mualaf korea itu. Hehe. Beberapa bagian yang kurang rata, bolong kecil dan beberapa tambalan kayak mukaku ada di akhir karawang, awal subang dan awal indramayu. Itupun hanya sebentar.
Aku paling takut dan ngeri jika mengendari motor dengan cepat, tapi jalanan nggak rata. Ngeri, takut jatuh. Bahkan pas di daerah Subang atau Karawang akhir, aku hampir aja menabrak orang yang jatuh dari motor. Untung remnya cukup bagus dan tepat mengeremnya. Semoga mas mas nya sehat selalu.
Bensin yang aku isi dari bekasi sampai Indramayu masih cukup banyak. Kirain habis dijalan. Mau isi bensin dijalan agak males, soalnya banyak sekali pemudik lain dan antrinya luar biasa.
Perjalanan mudik 2019 cukup lancar. Sampai rumah sekitar jam 04:00 dengan perjalanan awal sekitar 09:30. Semoga tahun depan juga perjalanannya semakin lancar karena mobil kebanyakan pada mudik dengan menggunakan tol.
Saran untuk pemerintah selanjutnya, semoga beberapa jalan di pantura disediakan lampu jalan agar lebih terang. Soalnya aku merasa ada beberapa spot yang masih belum ada lampu jalannya. Kasihan bagi pemotor yang lewat.
Disaster lain yang aku maksud juga masih ada, bahkan saat dan setelah lebaran. Bagaimana ceritanya? Tunggu ya.
Semoga memoar ini bisa jadi pengingat aku dan kamu untuk mudik tahun 2019 ini.