FUJIHARU – Baru kali ini aku mengetahui omset pangkas rambut yang ada di daerah terdekat aku. Kebetulan dia adalah langganan tempat potong rambut aku. Setiap kali akan potong rambut, aku harus membuat janji terlebih dahulu, padahal tempatnya jauh dari kata bagus, sangat sederhana. Orang orang banyak yang datang untuk mencukur rambut. Lalu berapa omset yang dia dapatkan?
Omset jutaan perbulan
Pemikiran tentang omset pangkas rambut berawal ketika aku harus membuat janji mencukur, meskipun ditempat pangkas rambut yang jauh dari kata bagus, apalagi mewah. Per potongĀ rambut juga malah cuma Rp. 10.000. Tapi kok sampai harus buat janji? Kesannya berada di salon terkenal.
Tempat cukur yang aku datangi dikelola oleh seorang jawa yang mungkin berumur 40-50 tahunan. Orangnya ramah sekali. Aku mengenalnya dari saudara yang sebelumnya memotong rambutnya disana.
Lalu berapa omset yang dia dapatkan perbulannya? Aku langsung kalkulasi lho untuk mendapatkan hasil yang dimaksud.
Disclaimer: sebelum melanjutkan, hasil angka mungkin berbeda, tapi aku pikir akan sama karena jam kerja dan waktu pemotongan kurang lebih hampir sama.
Perhitungan ini aku lakukan karena ucapan tukang cukurnya saat aku datang untuk memangkas rambut. Saat itu aku datang selepas maghrib, sekitar 18.30.
“Kalo mau potong rambut bisanya jam 9, Mas.”
Karena udah tahu selalu ramai, aku mengiyakan dan datang kembali sesuai yang dijanjikan.
Jam Kerja
Saat menunggu jam 9 itulah aku mulai menghitung berapa penghasilan tukang cukur tersebut.
Harga potong rambut untuk dewasa adalah Rp. 12.000 dan anak anak Rp. 10.000. Waktu pemotongan bervariasi, tapi kurang lebih sekitar 30 menit. Jika dia buka tempat pangkas rambut dari pukul 16.00 – 01.00, maka jam kerjanya adalah 9 jam kerja. Dengan asumsi 1 jam untuk istirahat, jadi jam kerjanya sekitar 8 jam.
Karena selalu penuh dengan pelanggan, resiko kurang pelanggan harus dieliminasi. Bahkan, tukang cukurnya bilang bahwa hampir setiap hari selesai sampai subuh tiba.
Karena satu jam bisa dapat 2 pelanggan, maka jika 8 jam maka mendapatkan 16 pelanggan. 16 pelanggan x 12.000 adalah 192.000 dalam sehari. Jika dikalikan selama sebulan, maka dapat penghasilan sekitar Rp. 5.760.000. Angka yang sangat besar untuk pekerjaan sebagai tukang cukur. Bayangkan dengan pekerja di pabrik yang mendapatkan gaji perbulan sekitar 4 juta, tapi harus dipabrik hampir 12 jam, meskipun kerjanya sekitar 8 jam perhari.
Perhitungan itu adalah perhitungan minimal, jika dihitung sesuai ucapan tukang cukurnya, maka akan lebih fantastis lagi hasilnya.
12 jam kerja x 2= 24 pelanggan
24 x 12.000 = 288.000
288.000 x 30 = 8.640.000
Angka yang sangat besar bukan? Angka tersebut bisa menjadi lebih besar lagi jika memotong anak anak. Disamping lebih cepat, beda harga cuma 2000 rupiah. Lalu jika jam kerjanya dimulai dari siang, maka mungkin bisa jadi sekitar puluhan juta.
Aku jadi mikir bahwa usaha apapun sebenarnya nggak masalah selama mendapatkan hasil yang halal, apalagi jumlahnya besar. Aku juga teringat akan gambar seorang PNS yang bergaji 4 juta perbulan dengan baju necis dan harum, sedangkan gambar disampingnya adalah seorang penjual yang berbaju lusuh dan terlihat kusam, tapi pendapatan perharinya 2 juta rupiah.
Rejeki memang sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah. Jika mau lebih, maka usahanya juga harus dilebihkan. Jangan bermalas malasan.
Lalu, kenapa tempat pangkas rambut yang ada di dekat rumahku begitu ramai? Ini adalah beberapa observasi yang aku lihat selama ini:
1. Tempatnya sederhana
Karena tempat sederhana, orang orang akan lebih suka datang karena harga juga akan lebih hemat.
2. Ramah
Pembawaan dari tukang cukurnya yang ramah sudah pasti menarik pelanggan. Jika bisa memangkas atau nggak sesuai waktunya, dia akan dengan sopan sekali mengatakannya. Senyum juga nggak pernah lepas dari tindakannya.
3. Mengenali pelanggan
Dia kenal dengan pelanggannya. Bahkan saudara aku juga dikenalinya. Dia menanyakan kabarnya bagaimana, kuliahnya dimana? Mengambil jurusan apa, dll. Sangat perhatian, meskipun dia orang lain bagi keluarga. Perhatian inilah yang menjadi poin plus baginya.
4. Alat modern
Dia juga telah menggunakan mesin cukur agar pengerjaan lebih cepat, tapi beberapa detail akan digunakan kerokan tajam atau gunting.
5. Model rambut sesuai yang dinginkan
Meskipun aku belum pernah potong rambut macam macam, tapi dia mengerti apa yang diinginkan pelanggan. Setiap aku datang, dia akan tahu aku mau apa. Aku cuma bilang dirapikan atau potong pendek. Dan hasilnya selalu aku suka.
6. Pijat
Selesai potong rambut, aku suka dipijat. Dan, tukang pangkas rambut ini menyediakannya, soalnya aku suka sekali. Pernah aku coba potong rambut ditempat lain, tapi nggak ada pijatnya, padahal harga lebih mahal dan hasil nggak begitu jauh. Cukup mengecewakan.
7. Televisi
Karena menunggu cukup membosankan, di tempat ini disediakan TV yang nggak begitu besar. Bisa dinilang untuk penghibur saat memotong rambut.
Baca Juga:
Meskipun beberapa bagian telah bagus, tetap aja ada orang yang bikin kesel. Saat akan memotong rambut, ada kakek-kakek yang nggak suka karena jam potong rambutnya malam. Dia dengan mengerutu pergi meninggalkan tempat tersebut.
“Sekalian aja potong rambutnya subuh. Potong rambut aja harus ngantri.”
Ketika kakek tersebut menggerutu, aku sih pengen banget bilang bahwa jika ingin cepat, ya harus datang cepat dan buat janji terlebih dahulu. Suruh siapa datang telat, maunya duluan.
Jika bapak ini menambah jam kerja atau menaikan ongkospun, sepertinya nggak ada masalah, soalnya untuk usaha sejenis, harga minimal adalah Rp. 15.000.
Bagaimana, kamu tertarik menjajal usaha baru pangkas rambut? Biasanya orang yang membuka usaha ini adalah orang garut, padang dan jawa.