FUJIHARU – Selama tinggal di Jepang, aku menemukan beberapa keunikan yang dirasakan pelajar yang ada di Jepang. Bisa dari orang Jepangnya sendiri atau orang asing yang bersekolah di luar negeri seperti Jepang.
Diskusi antara pelajar Jepang dan pelajar asing |
Banyak lho orang asing yang bersekolah di Jepang. Entah dari beasiswa pemerintah, pemerintah daerah atau beasiswa dari orang tua (kalo bisa dihitung beasiswa?). Mereka berusaha belajar sekuat tenaga di negeri maju negeri sakura.
Bukan hanya yang dibiayai orang tua, yang ke Jepang dengan biaya mandiri juga banyak. Aku menemukan banyak sekali teman temanku yang mandiri di Jepang. Mereka sekolah dan bekerja untuk membiayai kehidupan di Jepang. Bahkan ada beberapa orang yang baito sampai 3 kali agar bisa mendapatkan uang lebih dan bisa bersekolah.
Baca Juga: Download Minna no nihongo edisi kedua
Berikut ini adalah observasi yang aku lihat dari pelajar Jepang dan juga pelajar asing selama di Jepang. Aku juga tambahkan dengan pengalamanku dan juga beberapa teman Jepang.
1. Barisan anak TK dan SD
Ketika aku berangkat sekolah atau membuang sampah pagi pagi, aku melihat banyak sekali anak SD dan TK yang berjalan, berbaris rapi tanpa ada suara berisik. Mereka begitu santun menuju sekolahnya. Sangat berbeda dengan anak Indonesia yang ketika ngumpul atau menuju sekolah, pasti ramai dengan ocehan atau teriakannya.
Mungkin inilah manner yang mereka lakukan sedari kecil, makanya di kereta juga mereka duduk rapi tanpa ada suara. Bukan nggak ada suara sih, tapi lebih tepatnya suaranya sangat pelan.
2. Kereta api sepi
Jangan salah, bukan dalam artian sepi pngunjung, tapi sebanyak apapun orangnya, suasana kereta selalu sepi. Orang orang lebih banyak diam mendengarkan musik, baca koran, melihat smartphone.
Ketika aku ke arah pedesaan, aku melihat banyak sekali penumpang kereta api yang berseragam anak SD, SMP dan SMA Jepang. Hampir semuanya pada diam. Nggak ada tuh saking banyaknya golongan mereka, terus semena mena dengan bicara seenaknya. Jika di Indonesia, kita biasa ngobrol dan nggak ada masalah ya menanggapinya. Kecuali di mesjid becanda dan ribut, pasti sandal atau sajadah akan terbang. Hihi.
Baca Juga: Kereta Api Indonesia Masih Kalah dari Jepang
3. Seketika diam
Jika ada gerombolan anak berseragam sekolah dijalan, mereka langsung diam ketika berpapasan dengan orang asing atau orang Jepang sendiri. Mungkin mereka merasa malu atau bagaimana jika bersuara keras dijalan. Tapi ketika udah agak jauh (kebanyakan SMA), biasanya suaranya cukup keras lagi.
4. Sekolah TK, SD, SMA ramai
Kebetulan setiap aku baito, aku akan melewati TK, SD dan SMP yang ada di Maebashi, maka aku terkadang observasi mereka. Suaranya sungguh ramai dan kelihatan sekali sekolahnya hidup. Malah, jika kamu lihat mereka saat pelajaran olahraga seperti futsal, bola voli, basket, judo atau renang, maka suara teriakan keras dan nyaring akan sering kamu dengarkan.
5. Juku
Juku mungkin bisa diartikan semacam les. Banyak anak kelas tinggi seperti kelas 3 SMP atau SMA atau SD yang les dibeberapa lembaga bahasa atau semacam Primagamanya Jepang. Aku melihat kumon bertebaran di beberapa pojok bangunan. Mereka berbondong bondong dengan buku dan gembolan tas mereka.
Atau, aku sering melihat anak SMA yang belajar di mall. Iya, mall yang biasanya untuk belanja dan jalan jalan, justru jadi tempat belajar pelajar. Biasanya sih anak anak SMP dan SMA. Mereka baca baca buku bergerombol sekitar 3 sampai 4 orang pas sore hari dihari biasa.
6. Banyak yang pulang malam
Jika di Indonesia pulang jam 3 sore dibilang sekolah seharian, maka kamu bisa melihat kegiatan sehari hari anak Jepang. Meskipun anak anak Jepang bersekolah sekitar pukul 8-9 pagi, tapi mereka pulang sore jam 5 sampai ada juga yang malam hari.
Aku menduga sih banyak sekali kegiatan yang mereka lakukan dari mulai sekolah, kegiatan ekstrakurikuler dan belajar di tempat les.
7. Lingkungan aman
Meskipun banyak pelajar yang pulang malam, nggak ada rasa takut kena kejahatan di jalanan. Akupun merasakan sendiri, meskipun aku pulang jam 2 atau 4 pagi, nggak ada rasa takut sedikitpun akan kejahatan copet, begal, perampok atau lainnya. Bahkan, takut akan setanpun belum pernah aku rasakan saat di Jepang. Mungkin setannya bingung mau nakutin pelajar asing. bahasanya bagaimana ya? Hihi.
8. Jam sekolah
Jam sekolah pelajar yang bersekolah bahasa Jepang biasanya dimulai dari jam 9 sampai jam 13.00. Berbagai mata pelajaran dipelajari seperti kursus yang ada di Indonesia, tapi lebih padat dan tentunya menyenangkan.
Aku belajar kanji, bunpo (grammar), dokkai (pemahaman), chokkai (listening) dan pelajaran budaya lainnya.
9. Baito
Bagi yang bersatus pelajar, melakukan baito merupakan hal yang biasa. Mereka melakukan part time job untuk menambah uang saku, untuk jalan jalan, untuk sekolah atau memang untuk mencari uang untuk bayar kehidupan sehari hari. Ada berbagai macam alasan pelajar melakukan baito.
Sektor baito yang sering pelajar lakukan adalah dengan menjadi petugas 7Eleven (semacam indomart dan alfamart di Indonesia), kerja di kafe, makanan, dll.
Baca Juga: Jenis Part time/ Baito di Jepang
10. Hanami
Kayaknya setiap pelajar pasti akan melakukannya. Entah bersama teman atau keluarga. Malah, beberapa sekolah akan melakukan hanami disuatu tempat tertentu di koen (park). Aku biasanya akan berkumpul dengan sensei dan teman teman lainnya berhanami ria di Maebashi koen yang pemandangannya bagus dan dikelilingi bunga sakura bermekaran yang indah.
Baca Juga: Hanami, Musim Indah Saat Sakura Mekar
11. Bertanggung jawab
Mungkin ini personal, tapi aku mempunyai teman baito yang masih SMA saat bekerja di sushi, dia begitu bertanggung jawab dan rajin. Orangnya juga sangat ramah pada siapapun saat ditempat kerja.
Temanku yang lain adalah seorang mahasiswa bidang kesehatan. Dia begitu rajin dan siap membantu jika aku atau teman lainnya butuh bantuan. Dengan tanpa segan membantu kita semua.
Baca juga: Download Minna no nihongo edisi kedua
12. Jangan harap ditraktir
Jika di Indonesia, kita pasti mengenal traktiran ultah, traktiran jadian, traktiran gaji pertama, dll. Di Jepang, jangan harap. Kita semua mandiri. Kamu bayar sesuai yang kamu makan. Sadis? Nggak juga. Kan sesuai.
Jangan manja. Mendapatkan uang di Jepang cukup susah, jadi jangan mengharapkan orang lain untuk mentraktirmu. Makan sushi atau apapun, ya bayar sendiri. Kalo di kita yang mengajak biasanya akan membayar, tapi di Jepang sama membayarnya. Bahkan, aku punya teman yang sering mengajak jalan jalan ke tempat wisata. Ketika masuk tempat wisata apakah ditraktir? Nggak, bayar sendiri. Bensin mobil yang kita tumpangi bagaimana? Ikut urunan juga, meskipun nggak banyak.
Tapi dengan kegiatan begitu, aku bersyukur karena kita bisa saling mengerti satu sama lain. Jika di Indonesia, kita pasti nggak enak dan biar kita saja yang bayar. Apakah jelek? Nggak juga, toh kalo niatnya sodakoh sih bagus.
13. Waktu liburan panjang
Hampir setiap musim ada liburannya. Waktu yang paling aku suka adalah saat liburan musim panas karena liburnya cukup lama. Kalo nggak salah 3 minggu. Musim lain juga ada liburnya, tapi nggak sebanyak summer. Lalu jika liburan datang, apa yang dilakukan? Biasanya baito, leha leha atau jalan jalan.
Baca Juga: Liburan Ke Tokyo Jepang Part 1
Jalan jalan ke Haruna san |
14. Upacara kedewasaan
Bagi pria wanita yang baru memasuki umur 20 tahun, akan ada upacara di tempat tertentu yang diselenggarakan oleh pemerintah daerahmu. Nama perayaan tersebut adalah Seijin shiki, upacara kedewasaan.
Diharapkan bagi pria dan wanita yang berumur 20 bisa berkontribusi pada masyarakat sekitar dan mulai hari itulah mereka bisa minum sake atau rokok ditempat umum.
Bukan hanya pelajar Jepang saja yang diundang, pelajar asing yang berusia 20 juga diundang lho. Mereka biasanya memakai kimono, jas dan biasanya setelah pulang akan berpesta.
15. Usia dewasa 20
Jika kamu masih belum berusia 20, maka kamu nggak bisa beli sake, minuman beralkohol atau rokok di minimarket terdekat. Mereka biasanya akan meminta tanda pengenalmu untuk memastikan kamu telah berusia lebih dari 20 tahun.
Bagi teman teman Indonesia yang belum berusia 20 tahun, mereka kok bisa beli rokok diminimarket ya? Mungkin muka nya telihat dewasa kali ya, atau orang Jepangnya mikir kalo pelajar asing nggak bisa bahasa Jepang, makanya langsung dikasih aja?
16. Masa masa romantis
Jika kamu melihat pelajar SMP atau SMA yang berduaan, beda lawan jenis bermesraan dijalan, kamu akan malu sendiri. Mereka terlihat sekali sedang dimabuk asmaranya. Biasanya mereka cuma berpegangan tangan, atau hanya jalan diam, tapi kamu merasakan sekali aura cintanya. Wakakaka.
Aku paling suka melihat pasangan yang saling diam, jalan ditrotoar, jalan beriringan (seperti anime). Mereka seolah berbicara dengan mata batin. Biasanya pikiran liar aku berkelana dan membuat skenarionya.
“Apa yang kamu lakukan saat pulang?”
“Jalan jalan yuk, minggu nanti!”
Baca Juga: Jalan jalan ke Ikaho Onsen
17. McD ngantri
Jika kamu mau makan di MCD atau fastfood dekat stasiun kereta, hindari jam keluar dengan anak SMA. Biasanya mereka akan makan siang atau makan sore di McD terdekat dan ngantrinya akan panjang sekali saking ramainya. Nggak ribut sih suasananya, tapi yakin mau ngantri lama?
Begitulah beberapa fakta unik yang aku temukan saat menjadi pelajar di Jepang.